Satgas pengamanan perbatasan RI-PNG Yonif Linud 432/WSJ (Waspada Setia Jaya) membangun sebuah Tugu di dekat pintu gerbang masuk Tugu Perbatasan RI-PNG.
Rencana pembangunan tugu tersebut berawal dari ide atau gagasan Komandan Batalyon Infanteri 432/WSJ Mayor Inf Aji Mimbarno S.AP, ide pembangunan Tugu Salib Kasih tersebut timbul karena terinspirasi oleh Tugu Nol Kilometer di Sabang, Provinsi Aceh. Danyonif 432/WSJ adalah salah satu perwira yang penah menginjakkan kaki di Tugu Nol Kilometer di wilayah Barat Indonesia di Sabang, disana telah dibangun sebuah tugu yang di disain sedemikian rupa dengan mempertimbangkan kearifan lokal budaya yang ada yaitu sebagai Bumi Serambi Mekah sehingga nilai-nilai itu diangkat untuk membangun Tugu Nol Kilometer di Sabang yang mana Tugu tersebut menjadi sebuah aikon Kota/Provinsi Aceh yang sangat terkenal.
Berdasarkan pengalaman itu Mayor Inf Aji Mimbarno yang saat ini berkesempatan melaksanakan tugas di wilayah Merauke, yang mana Merauke juga memiliki Tugu Nol Kilometer yang merupakan kembaran Tugu Nol Kilometer yang ada di sabang. Sehingga Danyon 432/WSJ memiliki gagasan untuk membuat hal yang sama dengan mengangkat nilai kearifan lokal dan ciri khas masyarakat Merauke yang mayoritas menganut agama Nasrani sehingga Mayor Aji Mimbarno ingin menyandingkan Tugu Nol Kilometer di Sabang dengan nuansa kota Serambi Mekah dan Tugu Nol Kilometer di Merauke dengan nuansa Kristiani yang sangat kental sehingga bisa menjadi perpaduan dua batas wilayah Indonesia di Barat dan di Timur dengan harapan kedepan dapat menjadi aikon Kota Merauke yang sama terkenalnya dengan yang di Sabang.
Danyon Satgas Yonif 432/WSJ mengucapkan banyak terima kasih kepada Bupati Kabupaten Merauke dan Kepala Dinas Pariwisata serta pihak-pihak yang terlibat dalam proses pembangunan Tugu ini. Dengan dibangunya Tugu Salib Kasih ini bertujuan untuk menumbuh kembangkan rasa cinta masyarakat Merauke terhadap keutuhan NKRI melalui pendekatan agama karena Merauke adalah tanah damai tanah yang kaya yang dianuhgerahkan oleh tuhan kepada kita semua.
Tugu Salib Kasih ini di bangun oleh prajurit Yonif 432/WSJ yang mayoritas beragama Muslim yang dipersembahkan bagi masyarakat Merauke dengan nilai-nilai bahwa Agama, Suku, Ras dapat saling membantu dan bersatu diwilayah NKRI. Bahwa kita semua adalah Warga Negara Indonesia yang cinta damai dan cinta kasih serta peduli terhadap apa yang telah diberikan oleh Tuhan.
Dalam sambutannya Danyon juga menyampaikan harapan kepada Dinas Pariwisata agar kedepan bangunan Tugu ini dapat menjadi situs yang akan lebih baik serta menjadi aikon pariwisata karena bangunan ini merupakan permulaan yang nantinya dapat di kembangkan sehingga masyarakat Merauke bisa mengambil manfaat dari bangunan ini, bukan hanya sekedar simbol sebuah bangunan, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitarnya.
Bupati Merauke Romanus Mbaraka dalam sambutannya saat meresmikan Tugu Salib Kasih memberikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada Danyon 432/WSJ dan prajurit Satgas Yonif 432/WSJ yang melaksanakan tugas dan memberikan gagasan yang sangat positif guna mendukung peningkatan kesejahteraan nantinya serta memberikan apresiasi yg positif dengan segera
memerintahkan dinas terkait dan Bapeda untuk segera mengonsep tataletak kompleks Tugu Perbatasan untuk di kembangkan dalam waktu dekat guna kemajuan sektor pariwisata sesuai harapan Dansatgas Yonif 432/WSJ.
Bupati menyampaikan Tugu Salib Kasih yang sudah di bangun oleh Satgas ini harus kita jaga dan pelihara bersama bukan hanya TNI dan Polri saja yang harus menjaga tetapi seluruh masyarakat Merauke harus turut bersama-sama menjaga dan memelihara kelestarian Tugu ini terlebih masyarakat yang berada di wilayah perbatasan RI-PNG Distrik Sota. Karena natinya ditempat ini selain menjadi tempat rekreasi juga akan menjadi tempat Wisata Rohani bagi pengunjung baik lokal maupun pendatang.
Hadir dalam acara peresmian Tugu Salib Kasih Bupati Kabupaten Merauke beserta Muspida, Kepala Dinas pariwisata, Bapeda kabupaten Merauke dan kepala Distrik Sota serta Kepala beserta masyarakat Kampung Sota, Yanggandur dan Erambu.
