Skip to main content
Artikel

Indonesia Waspada Virus Zika

Dibaca: 62 Oleh 16 Sep 2016Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Saat ini dunia sedang dihebohkan dengan pemberitaan mengenai virus Zika dan Indonesia juga harus bersiap untuk mengantisipasi mewabahnya virus Zika, lalu apa itu Virus Zika? Apa saja gejala, pengobatan dan cara pencegahannya?

Apa Itu Virus Zika?

Virus Zika adalah virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang kita sudah kenal sebagai jenis nyamuk yang dapat menyebabkan penyakit demam berdarah dengan masa inkubasi kurang lebih seminggu akan tetapi deman yang diakibatkan oleh virus Zika tidaklah separah deman berdarah.

Virus Zika pertama kali ditemukan pada seekor monyet pada tahun 1947 di benua Afrika, nama Zika sendiri berasal dari nama hutan Zika yang terdapat di Afrika tengah, kemudian pada tahun 2014 virus Zika mulai menyebar ke daerah Samudera pasifik, Amerika Tengah dan selatan hingga mencapai tingkat pandemi (penyebaran yang meluas) pada tahun 2015 di negara Brasil.

Gejala Virus Zika

Berikut ini adalah gejala-gejala yang dapat ditimbulkan akibat terinfeksi virus Zika.

  1. Gejala yang dapat terlihat pada seseorang yang terjangkit virus Zika antara lain adalah deman dengue, munculnya ruam, sakit dan nyeri otot dan juga mata merah akibat peradangan.
  2. Penyakit akibat virus Zika biasanya tidak terlalu berat dan bisa sembuh dalam waktu beberapa hari hingga satu minggu
  3. Virus Zika biasanya akan tetap berada di dalam darah orang yang terinfeksi hingga beberapa hari ke depan.
  4. Meskipun deman yang disebabkan oleh virus Zika tergolong deman yang tidak berat akan tetapi 1 dari 5 orang yang terjangkit virus ini dapat menjadi sakit.
  5. Di Amerika sendiri belum ditemukan kasus infeksi virus Zika yang berujung kepada kematian, tetapi komplikasi akibat penyakit lain yang diderita bisa meningkatkan resiko kematian.
Baca juga:  Warga Yanggandur Hibahkan Tanah Kepada  Satgas Yonmek  521/DY

Cara Penularan Virus Zika

  1. Gigitan nyamuk. Adapun cara penularan virus Zika bisa melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan nyamuk ini dikenal sebagai nyamuk yang aktif pada waktu siang hari dan jenis nyamuk ini dapat mudah berkembang biak di area yang terdapat genangan air.
  2. Transfusi darah. Virus Zika tetap dapat hidup di dalam darah seseorang selama waktu beberapa hari, jadi apabila orang yang telar tertular mendonorkan darahnya dan di waktu yang berdekatan darahnya ditransfusikan ke orang lain maka penularan dapat terjadi.
  3. Hubungan seks. Saat ini sudah terdapat beberapa laporan yang telah menemukan virus Zika di dalam cairan sperma. Salah satu laporan ini pertama kali ditulis oleh seorang profesor dari universitas Colorado yang bernama Prof. Brian Foy pada tahun 2011 dalam laporannya mengakui bahwa ia telah menulari istrinya dengan virus Zika melalui hubungan seks.

Pengobatan Virus Zika

Belum ada obat atapun vaksin yang beredar untuk mengobati seseorang yang terinfeksi dengan virus Zika, tetapi akibat dari infeksi virus Zika tidaklah separah Dbd dan berikut ini adalah hal-hal yang bisa dilakukan bila seseorang terinfeksi:

  1. Istirahat yang cukup
  2. Banyak minum untuk mencegah dehidrasi
  3. Minum obat penurun demam seperti parasetamol
  4. Seseorang yang terinfeksi virus Zika sebaiknya jangan kemana-mana dulu pada minggu pertama karena apabila orang yang terinfeksi tersebut digigit oleh nyamuk maka nyamuk itu akan dapat menularkan virus Zika ke orang lain lagi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang berada di bawah naungan PBB dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) sudah menyatakan bahwa virus Zika berbahaya, terutama jika sampai menular ke ibu hamil dan janin yang dikandungnya.

Baca juga:  Senangnya Para Santri, TNI Adakan Pengobatan dan Sunatan Massal Gratis

Virus Zika Dan Microcephaly

Gejala yang timbulkan oleh virus Zika hampir mirip dengan gejala deman berdarah namun para ahli juga mencurigai adanya kaitan antara virus Zika dengan kelainan yang diderita oleh bayi yang baru lahir yang disebut dengan microcephaly yaitu suatu kondisi kelainan bayi yang menyebabkan ukuran kepala bayi menjadi kecil dan juga perkembangan otaknya (mengalami penciutan) serta dapat berpengaruh juga pada hilangnya pendengaran juga masalah pada penglihatan.

zika2

Perbandingan ukuran kepala bayi normal dengan pengidapt Microcephaly. Sumber SrilankaScientist

Sejak Brazil mengumumkan kasus pertama virus Zika di tahun 2015, sudah terjadi 4.000 kasus bayi yang terlahir dengan Microcephaly di lebih dari 21 negara bagian Amerika serikat oleh sebab itu dampak yang paling berbahaya dapat terjadi pada ibu yang sedang hamil, di beberapa negara yang memiliki tingkat kasus Zika yang tinggi seperti Kolombia dan El Salvador bahkan menyarankan supaya wanita menunda kehamilan hingga tahun 2018.

Virus Zika Di Indonesia

Kasus virus Zika di Indonesia mulai terdeteksi di tahun 1977 dan 1978 di Rumah Sakit Tegalyoso daerah Klaten, Jawa Tengah di mana dilakukan penelitian terhadap beberapa orang yang memiliki gejala terinfeksi virus Zika.

Kemunculan virus Zika kembali terdeteksi di tahun 2015 oleh lembaga Eijman Jakarta yang dikonfirmasi oleh Prof. Amin Subandrio, Direktur Lembaga Biologi molekular Eijkman Jakarta, yang kemudian mengatakan untuk tidak perlu khawatir karena demam dengue yang disebabkan oleh virus Zika hanya deman biasa-biasa saja tidaklah berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya.

Pada tahun 2013, Australia juga pernah melaporkan  salah seorang warganya yaitu wanita berusia 52 tahun yang datang untuk berlibur selama 9 hari ke Indonesia terkena deman dengue dan gejala lainnya seperti munculnya ruam-ruam di tubuhnya yang kemudian terindikasi akibat infeksi virus Zika.

Baca juga:  Danpusterad Membuka Sarasehan Pusterad dengan Media Massa

Pencegahan Virus Zika

Karena penyebaran virus Zika disebabkan oleh nyamuk yang sama dengan yang menyebabkan demam berdarah (Aedes Aegypti) maka langkah-langkah pencegahannya pun sama yaitu dengan metode 4M Plus.

zika3

Penyemprotan (fogging) selokan untuk membunuh nyamuk juga disarankan bagi perumahan yang biasanya dikoordinasi oleh RT setempat. Adapun populasi nyamuk Aedes Aegypti meningkat di saat memasuki musim hujan jadi disarankan untuk lebih waspada dalam menjaga kebersihan dan kesehatan di waktu-waktu tersebut.

zika4

Ditambah dengan melakukan kegiatan pencegahan lain seperti menabur bubuk larvasida, menggunakan kelambu saat tidur, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, dan lain sebagainya.

Selain itu, juga harus melakukan pengawasan jentik dengan melibatkan peran aktif masyarakat melalui Gerakan Satu Rumah Satu Juru Pemantau Jentik (Jumantik), meningkatkan daya tahan tubuh melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti diet seimbang, melakukan aktifitas fisik secara rutin, dan lain sebagainya.

Pada wanita hamil harus melakukan perlindungan ekstra terhadap gigitan nyamuk untuk mencegah infeksi virus Zika selama kehamilan, misalnya dengan memakai baju yang menutup sebagian besar permukaan kulit, berwarna cerah, menghindari pemakaian wewangian yang dapat menarik perhatian nyamuk seperti parfum dan deodoran.

Kementerian Kesehatan dalam keterangan tertulisnya juga menghimbau agar masyarakat berperan aktif melakukan pencegahan kemungkinan tertularnya virus Zika dengan menghindari gigitan nyamuk Aedes Aegypti, juga ikut melakukan pengawasan jentik nyamuk dan meningkatkan daya tahun tubuh melalui perilaku hidup bersih dan sehat. Sumber : dr. Juliana Luwiharto, Sp.Ok

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel